16 Februari 2012

Hazard Index dalam Metode HAZID

Kegiatan K3 sejatinya adalah kegiatan yang bertumpu pada upaya pengendalian risiko. Berbagai sistem/peralatan/aktifitas dipilih sedemikian rupa agar risiko tidak terjadi dan tidak akan pernah terjadi.

Dalam memilih sistem/peralatan/aktifitas, selalu dimulai dengan upaya melakukan pengenalan terhadap potensi-potensi bahaya yang ada atau biasa dikenal dengan HAZID. Metode HAZID terbentang luas mulai dari kualitatif hingga kuantitatif.

Pada tulisan ini saya coba untuk menjabarkan beberapa Metode HAZID kuantitatif (Hazard Index) sehingga pada akhirnya nanti rekan-rekan dapat secara langsung mencari sumbernya serta mempelajari dengan detail.

1. Dow Fire and Explosion Index (DFEI)
Merupakan Hazard Index yang tertua. Ditemukan tahun 1964 dan hingga sekarang masih banyak dipakai oleh perusahaan-perusahaan untuk menentukan tingkat/rating potensi bahaya dari bahan yang mudah terbakar/meledak/reaktifitasnya tinggi.
Dalam menentukan Index ke-bahaya-an, metode ini bersandar pada sifat lingkungan dan sifat material yang ada. Meski banyak mengalami "modifikasi" metode ini mampu memperkirakan berapa besarnya Loss yang terjadi. Cuman Indexnya hanya dapat dilakukan pada peralatan yang fixed.

2. Dow Chemical Exposure Index (DCEI)
Merupakan Hazard Index yang juga disusun oleh Dow Company. Edisi pertama dipublikasikan secara umum pada tahun 1994. Fokus utama dari hazard index ini adalah menganalisis penyebaran bahan kimia (Chemical Airborne) ketika terjadi kebocoran dalam suatu peralatan proses. Melalui penentuan Airborne Quality (total) maka dapat ditentukan index potensi bahaya yang dimiliki. Sama seperti Dow Fire and Explosion Index, penentuan index untuk Dow Chemical Exposure Index ini hanya dapat dilakukan pada peralatan yang sudah fixed.

3. Distribution Ranking Index (DRI)
Merupakan pengembangan lebih lanjut dari Dow Fire and Explosion Index dan Dow Chemical Exposure Index. Index ini disebarkan luaskan mulai tahun 1996. Ada 7 parameter yang diukur : DFEI (yang sudah dimodifikasi), DCEI (yang sudah dimodifikasi), Inhalation Toxicity Index, Skin Absorption Toxicity Index, Skin/Eye Corrosivity Index, Aquatic Toxicity Index, dan Other Effect Index.
Index ini diimplementasikan pada transportation bahan kimia (baik mudah meledak/terbakar/reactivity dan beracun)

4. Accident Hazard Index (AHI)
Index ini pertamakali diperkenalkan oleh Faisal I Khan dan SA Abbasi pada tahun 1997. Index ini adalah metode untuk asesmen secara menyeluruh terhadap besarnya kerusakan yang akan ditimbulkan apabila sebuah kecelakaan terjadi dalam industri proses kimia. Index ini merupakan hasil perhitungan dari Heat Load, Overpressure Load, Toxic Load, Direct Impact factors ( Populasi, Assest, dan Ekosistem), dan Indirect Impact Factor (penyerapan bahan kimia ke dalam tanah).

5. Safety Weighted Hazard Index (SWeHI)
Merupakan index potensi bahaya yang diperkenalkan oleh Faisal I Khan pada tahun 2001 dengan meramu Mond Index, DFEI dan DCEI dalam satu perhitungan index. Kuantifikasi dalam perhitungan digunakan untuk menentukan Index bersandar pada Fire-Explosion Factor (Fs) dan Toxic-Corrosive Factor (G) maka diperoleh kuantifikasi B1 (Fire-Explosion Hazard) serta B2 (Toxic Hazard) diperoleh nilai SWeHi untuk satu proses.

6. Mond Fire Explosion and Toxicity Index (Mond FETI)
Merupakan index yang dikembangkan oleh ICI. Index ini mirip dengan SWeHI namun tidak menghitung faktor korosifitas. Pertama kali dijelaskan oleh DJ Lewis tahun 1979. Kelebihan dari index ini adalah Loss Credit Factor dimasukkan sebagai perhitungan dalam FEI-nya sehingga angka indexnya tidak sebegitu besar Dow.

7. Integrated Inherently Safety Index (I2SI)
Merupakan index yang dikembangkan dari prinsip dasar Inherently safer design. Diperkenalkan oleh Faisal I Khan pada tahun 2004. 4 Prinsip dalam Inherently Safer (Intesifikasi, Substitusi, Atentuasi, dan Simplifikasi) menjadi guideword dalam menganalisis potensi bahaya dan konsekuensi.

(Roslinormansyah)

RSS Feed (xml)
Template by : Kendhin x-template.blogspot.com